Sabtu, 23 April 2011
FOR ALL MY FRIENDS
Senang rasanya punya orang2 yang sayang,dan dekat sama aku.Sahabat....Dialah orang yang selalu menghiburku...
Mereka selalu hadir dalam hari2 indahku...
Mereka yang selalu menghiasi indah mimpiku...
Mereka yang menegurku kalo aku salah...
....
....
Kadang mereka nyebelin,tapi bagaikan Makanan pasti semuanya harus ada bumbunya,,,
Mereka marah sama aku tuh karena demi kebaikan aku sendiri,,
and kalo mereka nyebelin,atau mendadak jadi musuh kita...
anggap aja kalo itu adalah bumbu dari persahabatan....
Kan hidup itu selalu ada rintangannya,,
jadi kalo kita punya sahabat juga,nggak mungkin dong selamanya bersahabat,,,,
otomatis pasti ada hal2 yang menyebabkan kita bermusuhan/benci sama sahabat kita itu...
Pokonya FRIENDSHIP is NUMBER 1...!!!
Mereka selalu hadir dalam hari2 indahku...
Mereka yang selalu menghiasi indah mimpiku...
Mereka yang menegurku kalo aku salah...
....
....
Kadang mereka nyebelin,tapi bagaikan Makanan pasti semuanya harus ada bumbunya,,,
Mereka marah sama aku tuh karena demi kebaikan aku sendiri,,
and kalo mereka nyebelin,atau mendadak jadi musuh kita...
anggap aja kalo itu adalah bumbu dari persahabatan....
Kan hidup itu selalu ada rintangannya,,
jadi kalo kita punya sahabat juga,nggak mungkin dong selamanya bersahabat,,,,
otomatis pasti ada hal2 yang menyebabkan kita bermusuhan/benci sama sahabat kita itu...
Pokonya FRIENDSHIP is NUMBER 1...!!!
Jumat, 22 April 2011
FOR JOMBLO

Kehadiran seorang kekasih memang bisa menambah warna dalam hidup, tapi bukan berarti hidup kita tidak bisa berwarna tanpanya. Dalam situasi dan waktu tertentu, ada kalanya menyandang status single lebih baik daripada berpasangan.
Dikutip ehow dari cnn, sebanyak 43 persen dari populasi penduduk berusia 18 tahun ke atas di Amerika lebih memilih hidup sendiri. Alasannya, status single memberi mereka beberapa keuntungan dalam hal karir dan kebebasan hidup.
Kondisi seperti apa sih yang membuat kita lebih baik sendiri daripada berpacaran? Ini dia jawabannya.
1. Karir Jadi Prioritas
Sadar atau tidak, keberadaan pasangan sedikit banyak mempengaruhi keputusan kita dalam memilih pekerjaan. Meskipun mungkin dia tidak meminta Anda mengambil atau menolak pekerjaan tertentu, secara naluriah Anda akan mempedulikan perasaan sang kekasih. Apalagi jika pekerjaan itu menuntut Anda sering lembur atau bertugas ke luar kota.
Jika saat ini karir yang ingin Anda kejar, tidak ada salahnya memilih untuk sendiri dulu. Anda bisa bebas memilih pekerjaan yang Anda mau. Anda pun tidak perlu repot-repot membagi waktu antara pekerjaan dan jadwal kencan bersama kekasih. Dan, satu hal lagi, tidak ada 'kewajiban' lapor diri sedang apa, di mana atau bersama siapa.
2. Tidak Ingin Dikekang
Keberadaan kekasih seringkali membatasi ruang gerak kita, terutama dalam hal bersosialisasi. Nah, jika Anda masih ingin bebas berteman dengan siapa saja, menjadi single mungkin jadi keputusan yang baik. Bayangkan jika setiap mau pergi ke luar bersama teman, Anda harus meminta izin atau setidaknya memberi tahu kemana akan pergi.
Saat sendiri, Anda bisa membuat rencana sebebas-bebasnya dengan para sahabat. Mulai dari nonton film, ke taman hiburan, menyaksikan pertunjukan teater sampai travelling ke luar negeri. Tidak hanya itu, Anda pun berkesempatan bertemu lingkungan dan orang baru sebanyak-banyaknya. Menjadi single, memungkinkan Anda menjalani kehidupan sosial dengan bebas dan memilih teman tanpa harus mengkhawatirkan perasaan seseorang.
3. Tidak Ingin Menambah Masalah Hidup
Tak dipungkiri, menjalin cinta dengan seseorang yang kita sayangi memang menyenangkan dan membuat hati berbunga-bunga. Tapi kisah cinta tidak selalu manis. Ada bumbu-bumbu pertengkaran, selisih paham dan cemburu di dalamnya yang berpotensi memunculkan stres bahkan depresi. Seperti kita tahu, stres bisa berakibat buruk terhadap kesehatan.
Menurut penelitian; seperti dikutip dari The Soko, orang yang sering bertengkar dengan pasangannya berisiko menderita hipertensi lima kali lebih besar dibandingkan yang single. Menjadi single, kemungkinan Anda mengeluarkan emosi-emosi negatif akan lebih kecil dibandingkan orang yang berpasangan. Dengan begitu, pikiran dan tubuh Anda juga lebih rileks. Jika kehidupan Anda sudah sangat dipusingkan dengan masalah pekerjaan atau keluarga, menjadi single untuk sementara mungkin akan lebih baik.
4. Hubungan Hanya Diisi Pertengkaran
Boleh saja sesekali bertengkar atau berdebat dengan kekasih. Tapi jika hubungan Anda lebih banyak diisi pertengkaran daripada kemesraan, sebaiknya mulai berpikir untuk hidup sendiri sementara waktu. Apalagi jika pertengkaran disebabkan oleh hal-hal sepele yang sama sekali tidak penting. Daripada harus 'tarik urat' setiap kali bertemu, lebih baik tidak perlu bertemu setiap hari kan?
INILAH PENYEBAB HOMOSEX
Rao dan tim melakukan uji melalui pengurangan neuron penghasil serotonin atau protein penting penghasil serotonin dalam otak. Tak seperti tikus jantan lain, tikus yang kekurangan serotonin tak memiliki hasrat seksual terhadap tikus betina.
Sebaliknya, tikus itu malah tertarik pada tikus jantan serta lebih sering menyanyikan lagu cinta ultrasonik. Biasanya, tikus jantan menyanyikan lagu ini untuk menggoda tikus betina agar bisa melakukan seks.
Ketika tim menyuntik zat netralisir pada tikus yang kekurangan serotonin, tikus kembali berhasrat pada tikus betina. Meski begitu, kadar serotonin berlebih justru mengurangi aktivitas seksual tikus, baik pada jantan maupun betina.
Artinya, serotonin dalam otak harus dijaga dalam kadar tertentu guna memastikan seseorang tetap berlaku layaknya heteroseksual.
Menyikapi temuan ini, ilmuwan Florida State University Elaine Hull mengklaim, studi ini bisa mempengaruhi perilaku homoseksual atau biseksual manusia.
Sebelum menyimpulkan serotonin sebagai faktor perilaku homoseksual, Hull memperingatkan, ilmuwan butuh lebih banyak informasi letak persisnya area otak terkait potensi pengembangan serotonin tersebut.
KERENNNN
Rasa bangga, kaget bercampur senang sedang menghinggapi hati Tex Saverio, desainer muda Indonesia. Pasalnya, salah satu gaun rancangannya dikenakan Lady Gaga dalam halaman fashion spread Harper’s Bazaar Amerika edisi Mei 2011.
Tidak ada yang menyangka, keberhasilan yang diraih Rio, begitu sapaan akrabnya bermula dari ‘iseng’ di jejaring sosial Facebook. Bagaimana koleksi rancangan desainer berusia 26 tahun ini bisa sampai di tangan Lady Gaga? Wolipop berhasil ‘menggali’ ceritanya langsung dari Rio. Berikut ini hasil wawancara wolipop bersama Rio via telepon, Kamis (14/04/2011).
Wolipop : Halo Rio, bagaimana perasaannya melihat gaun rancangan kamu dikenakan Lady Gaga?
Tex Saverio : Lucu, kaget, karena dikabarinnya waktu lagi meeting.
Wolipop : Bisa diceritakan, bagaimana awalnya sampai rancangan kamu dipilih Lady Gaga?
Tex Saverio : Ada saran dan masukan dari teman-teman, kayaknya baju-bajuku cocok untuk Lady Gaga. Kenapa nggak coba tawarin? Saat itu aku masih ragu, ah, saya ini siapa? Tapi karena terus didorong, akhirnya aku beranikan diri untuk add account stylist nya Lady Gaga, Nicola Formichetti di Facebook (FB).
Wolipop : Lalu?
Tex Saverio : Aku add dia awalnya cuma iseng, aku add pakai personal message. Di situ aku tulis ‘My name is Tex Saverio, bla bla bla…‘ eh, nggak sampai lima menit langsung di-approve. Dia bilang, ‘Yes! I know who you are!’.
Wolipop : Jadi dari situ semua bermula?
Tex Saverio : Jadi sebelum Nicola lihat profil FB ku, dia sudah tahu aku. Tim Lady Gaga sebenarnya sudah coba contact aku selama beberapa bulan tapi selalu gagal, nggak pernah nyambung. Nicola bilang, Lady Gaga mau pakai bajuku untuk cover album. Malam itu juga, kita langsung kontak-kontak via e-mail.
Wolipop : Proses itu kira-kira kapan berlangsungnya?
Tex Saverio : Mereka request baju dari akhir tahun lalu. Tepatnya November 2010, setelah Jakarta Fashion Week (JFW). Mereka juga awalnya tahu rancangan aku dari JFW.
Wolipop : Bagaimana proses pengiriman baju hingga sampai ke Nicola dan Lady Gaga?
Tex Saverio : Prosesnya terbilang cepat. Setiap 1-2 jam kami komunikasi via email, dia tanya alamat, nomor telepon dan lain-lainnya. Kata Nicola, akan ada tim khusus dari Lady Gaga yang ambil baju-baju saya. Dia bilang, ‘Kamu tinggal siapkan baju-bajunya dan surat jalan, nanti akan ada orang yang ambil’. Ada tujuh set baju yang aku siapkan.
Wolipop : Kabarnya, baju kamu batal dipakai untuk pemotretan album?
Tex Saverio : Iya, ada kendala dari tim yang kirim baju itu. Harusnya pemotretan Selasa, tapi barang baru sampai Rabu. Tim di sana tadinya mau dibalikin aja, ya, aku sih juga pasrah apa boleh buat. Tapi ada email lagi yang masuk dan bilang, kalau Lady Gaga mau banget simpan baju-baju itu. ‘I love it so much!’ begitu katanya.
Wolipop : Lalu sampai akhirnya muncul di fashion spread Harper’s Bazaar?
Tex Saverio : Baju itu kan awalnya aku kirim ke London, tapi kemudian Nicola bilang sama aku, boleh nggak kalau bajunya dibawa ke New York. Katanya untuk pemotretan tapi nggak bilang untuk apa. Aku cuma tahu stylist dan fotografernya. Ternyata untuk Harper’s Bazaar Amerika. Rasanya luar biasa banget, karya aku disejajarkan dengan karya lima desainer legendaris dunia. Siapa yang nggak tahu Alexander McQueen, Thiery Mugler, Versace, Dior dan Francesco Scognamiglio?
Tidak ada yang menyangka, keberhasilan yang diraih Rio, begitu sapaan akrabnya bermula dari ‘iseng’ di jejaring sosial Facebook. Bagaimana koleksi rancangan desainer berusia 26 tahun ini bisa sampai di tangan Lady Gaga? Wolipop berhasil ‘menggali’ ceritanya langsung dari Rio. Berikut ini hasil wawancara wolipop bersama Rio via telepon, Kamis (14/04/2011).
Wolipop : Halo Rio, bagaimana perasaannya melihat gaun rancangan kamu dikenakan Lady Gaga?
Tex Saverio : Lucu, kaget, karena dikabarinnya waktu lagi meeting.
Wolipop : Bisa diceritakan, bagaimana awalnya sampai rancangan kamu dipilih Lady Gaga?
Tex Saverio : Ada saran dan masukan dari teman-teman, kayaknya baju-bajuku cocok untuk Lady Gaga. Kenapa nggak coba tawarin? Saat itu aku masih ragu, ah, saya ini siapa? Tapi karena terus didorong, akhirnya aku beranikan diri untuk add account stylist nya Lady Gaga, Nicola Formichetti di Facebook (FB).
Wolipop : Lalu?
Tex Saverio : Aku add dia awalnya cuma iseng, aku add pakai personal message. Di situ aku tulis ‘My name is Tex Saverio, bla bla bla…‘ eh, nggak sampai lima menit langsung di-approve. Dia bilang, ‘Yes! I know who you are!’.
Wolipop : Jadi dari situ semua bermula?
Tex Saverio : Jadi sebelum Nicola lihat profil FB ku, dia sudah tahu aku. Tim Lady Gaga sebenarnya sudah coba contact aku selama beberapa bulan tapi selalu gagal, nggak pernah nyambung. Nicola bilang, Lady Gaga mau pakai bajuku untuk cover album. Malam itu juga, kita langsung kontak-kontak via e-mail.
Wolipop : Proses itu kira-kira kapan berlangsungnya?
Tex Saverio : Mereka request baju dari akhir tahun lalu. Tepatnya November 2010, setelah Jakarta Fashion Week (JFW). Mereka juga awalnya tahu rancangan aku dari JFW.
Wolipop : Bagaimana proses pengiriman baju hingga sampai ke Nicola dan Lady Gaga?
Tex Saverio : Prosesnya terbilang cepat. Setiap 1-2 jam kami komunikasi via email, dia tanya alamat, nomor telepon dan lain-lainnya. Kata Nicola, akan ada tim khusus dari Lady Gaga yang ambil baju-baju saya. Dia bilang, ‘Kamu tinggal siapkan baju-bajunya dan surat jalan, nanti akan ada orang yang ambil’. Ada tujuh set baju yang aku siapkan.
Wolipop : Kabarnya, baju kamu batal dipakai untuk pemotretan album?
Tex Saverio : Iya, ada kendala dari tim yang kirim baju itu. Harusnya pemotretan Selasa, tapi barang baru sampai Rabu. Tim di sana tadinya mau dibalikin aja, ya, aku sih juga pasrah apa boleh buat. Tapi ada email lagi yang masuk dan bilang, kalau Lady Gaga mau banget simpan baju-baju itu. ‘I love it so much!’ begitu katanya.
Wolipop : Lalu sampai akhirnya muncul di fashion spread Harper’s Bazaar?
Tex Saverio : Baju itu kan awalnya aku kirim ke London, tapi kemudian Nicola bilang sama aku, boleh nggak kalau bajunya dibawa ke New York. Katanya untuk pemotretan tapi nggak bilang untuk apa. Aku cuma tahu stylist dan fotografernya. Ternyata untuk Harper’s Bazaar Amerika. Rasanya luar biasa banget, karya aku disejajarkan dengan karya lima desainer legendaris dunia. Siapa yang nggak tahu Alexander McQueen, Thiery Mugler, Versace, Dior dan Francesco Scognamiglio?
Langganan:
Komentar (Atom)



